Wartajakarta84.com, Vaksin Nusantara yang di gagas oleh Eks Menteri Kesehatan Letjen TNI (Purn) DR.dr. Terawan Agus Putranto.Sp.Rad (K) RI akhirnya mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Diketahui di dalam proses penyempurnaannya vaksin ini mengalami berbagai macam polemik.
Vaksin Nusantara yang sudah di uji klinis sesuai dengan tata aturan baru pembuatan vaksin, dikarenakan belum pernah ada yang memproduksinya untuk mengatasi Covid-19.
Menurut penjelasan Dr. Terawan, saat ini seluruh dunia sedang memperbincangkannya termasuk di New York bahkan di esselfire sudah terbit sebuah jurnal yang isinya mengatakan bahwa vaksin Nusantara adalah akhir dari kanker dan Covid-19. Dr Terawan juga mengatakan bahwa dendritic cell vaccine ini nantinya diyakini akan mampu mengakhiri Covid-19 di Indonesia dan dunia internasional.
Vaksin Nusantara yang di kembangkan di RS Gatot Subroto ini menurut Terawan sangat aman sebab dalam proses reset dan penelitianya, vaksin Nusantara ini mendapatkan berbagai macam percobaan pengembangan diluar tubuh manusia.
Menurut beliau (Dr. TErawan), vaksin Nusantara ini sebenarnya sudah di teliti semenjak tahun 2015, karena pada awalnya vaksin ini di di teliti dan di buat untuk penanggulangan penyakit kanker dan kami dalam mengembangkannya hanya mengubah antigen di dalam vaksin tersebut.
Antigen yang ada menjadi anti gen artificial atau antigen recombinant Covid-19, dimana kita dapat menyesuaikan berdasarkan kebutuhan, sehingga kesehatan nasional dapat kita jaga dengan membuat imunitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Mendapat pertanyaan “tentang bagaimana untuk produksi vaksin nusantara ini secara masal ?”, Dr. Terawan mengatakan bahwa hal tersebut sangat mudah, sebab vaksin Nusantara ini bisa diproduksi dan proses menyimpannya juga sangat mudah. Sekarang ini kita sudah mempunyai teknologi untuk terus mengembangkan serta memproduksi vaksin Nasional ini bersama tim RSPAD.
Proses produksi vaksin nusantara ini sangat mudah, dan kita juga bisa mengajarkan cara pembuatan vaksin ini pada negara lain atau pihak lain.
Sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana kita mempublikasikan vaksin ini menjadi eviden sehingga kita bisa menjadi negara pertama yang mengembangkan dendritic cell vaccine immunotherapy.